Lari Tanpa Penampilan, Cuma Tekad yang Menentukan

Jogging Track Bintaro Boulevard adalah oase bagi pelari low budget. Cukup bawa kaos bekas, sepatu seadanya, dan tekad—di sini, semua orang bisa jadi atlet versi mereka sendiri.

Setiap kali kaki menyentuh aspal Jogging Track Bintaro Boulevard, rasanya seperti memasuki panggung freestyle. Di sini, saya belajar menikmati proses: langkah demi langkah, napas yang teratur, dan ritme jantung yang makin cepat. Udara pagi yang segar, gemerisik knalpot kendaraan lalu lalang 🫣, dan sapaan hangat dari abang-abang penjual air mineral keliling: “Yang biasa, Pak?” Semua itu menjadikan lari pagi sebagai momen yang dinanti.

Suatu pagi, saya melihat seorang pria mengenakan kaos oblong berlubang di ketek, celana training pudar, dan topi anyaman. Persis gaya Forrest Gump-nya Junior Zamora di foto marathon Lima 42k. “Lari, Bang, lari! Ntar kalah sama tukang nasi uduk lewat!” goda seorang ojol yang lagi parkir. Si bapak cuma melambai, lalu terus melesat. Saya hanya bisa terdiam. Di sini, Jogging Track bukan cuma tempat bakar kalori—tapi juga bukti bahwa olahraga itu demokratis. Mau pakai outfit kayak artis gym atau kayak kuli bangunan—yang penting keringat mengalir.

Junior Zamora di Peru pakai kemeja kotak-kotak buat smash maraton. Di sini? Sandal jepit dan topi caping pun bisa jadi gear wajib buat ngejar angin pagi!

Lari di sini terasa seperti terapi. Saya sendiri pakai kaos bekas webinar kantor dan celana pendek lewat dengkul yang sudah pudar warnanya. Tapi setelah melihat Junior Zamora di foto itu—pria yang mengenakan kostum sederhana tapi bisa inspirasi ribuan orang—saya semakin yakin: kesehatan nggak perlu mahal.

Buat yang bilang, “Jogging Track itu monoton,” coba datang pagi-pagi. Lihat anak SMA pakai jaket alumni lari sambil nge-gas seperti di TikTok, atau kakek-kakek pakai sarung joget ala-ala Lambada sambil jalan. Di sini, setiap langkah itu cerita. Dan cerita yang paling keren? Bukan yang pakai sepatu termahal, tapi yang konsisten datang tiap minggu—dengan apa adanya.

Seperti Junior Zamora yang buktikan bahwa kostum bukan halangan, Jogging Track Bintaro Boulevard pun mengajarkan hal yang sama: Lari itu soal konsistensi, bukan penampilan. Mau kaos oblong kusam atau celana jadul—asal masih bisa dipakai untuk ngacir, itu sudah cukup.

Jadi, buat apa nunggu beli gear baru? Ambil kaos di gantungan, ikat tali sepatu, dan gaskeun ke Jogging Track. Soalnya, di sini—seperti di Peru—setiap pelari dihargai bukan karena outfit-nya, tapi karena langkahnya yang nggak pernah berhenti.

Lari aja dulu. Urusan beli baju baru, nanti kalau sudah lebaran. 🏃♂️🌿