Category: Daily

  • Saat Informasi Terhalang oleh Iklan: Di Mana Keseimbangan?

    Bayangkan membuka situs berita untuk membaca laporan investigasi yang sedang ramai dibahas. Sebelum sempat memahami inti beritanya, layar penuh dengan pop-up, iklan video yang sulit ditutup, dan ajakan berlangganan. Fokus buyar. Informasi yang seharusnya langsung diterima kini harus melewati rintangan demi rintangan.

    Salah satu teman yang sudah frustrasi dengan pengalaman seperti ini akhirnya menemukan cara untuk menghilangkan iklan. Memang, berhasil. Tapi apakah itu solusi yang bisa diterapkan oleh semua netizen yang menginginkan informasi yang bersih dan cepat? Ataukah ini hanya mempertegas dilema antara kenyamanan pengguna dan keberlangsungan media?

    Tidak bisa dimungkiri, media membutuhkan pemasukan. Jurnalis harus dibayar, infrastruktur digital harus dikelola, dan investigasi membutuhkan dana. Iklan dan langganan adalah nafas bagi keberlangsungan industri media.

    Tapi ada pertanyaan yang jarang dibahas: bagaimana desain usability yang baik bisa menciptakan keseimbangan?

    Jika pengalaman membaca menjadi sebuah “perjuangan”—di mana informasi harus dilalui dengan menutup iklan satu per satu, menghindari tombol yang salah, atau menunggu iklan video selesai—maka media justru mengorbankan sesuatu yang lebih berharga: kepercayaan pembaca.

    Ketika tampilan situs lebih fokus pada monetisasi dibandingkan keterbacaan, informasi yang diberikan bisa terasa tidak lagi netral. Apakah berita yang muncul benar-benar yang paling penting, atau justru yang paling menguntungkan?

    Pemilik media menghadapi tantangan besar: bagaimana menjaga keseimbangan antara monetisasi dan pengalaman pengguna?
    • Bisakah desain situs lebih ramah pengguna? Iklan tetap ada, tapi tidak agresif. Pop-up bisa dikurangi, dan ajakan berlangganan disajikan dengan cara yang lebih elegan.
    • Apakah model bisnis bisa lebih fleksibel? Mungkin ada alternatif lain selain mengandalkan jumlah klik atau menjejalkan iklan di setiap sudut layar.

    Bagi pembaca, ini juga menjadi refleksi. Lebih memilih berita bebas iklan dengan biaya langganan, atau tetap bertahan dengan sistem saat ini?

    Siapa yang harus lebih beradaptasi—media atau pembaca? Lebih memilih membaca berita dengan sedikit gangguan tapi harus membayar, atau tetap mengandalkan model gratis dengan konsekuensi iklan di mana-mana? Atau mungkin ada solusi lain? Yuk, diskusi di kolom komentar!

  • Bekal Hidup yang Utuh untuk Anak: Pilihan Tepat Orang Tua Bijak

    Anak-anak kita nggak cuma butuh ilmu dunia, tapi juga pegangan hidup yang kokoh.

    Sebagai orang tua, pernahkah terlintas pertanyaan ini: Apakah aku sudah memberikan yang terbaik untuk masa depan anak-anak? Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, saya sadar, pintar di sekolah saja tidak cukup. Anak-anak kita butuh nilai-nilai hidup, kedisiplinan, dan karakter yang kokoh sebagai bekal menghadapi hidup. Itu sebabnya saya memilih Pesantren sebagai tempat belajar untuk anak saya.

    Di Pesantren, mereka tidak hanya belajar ilmu akademik, tetapi juga diajarkan tanggung jawab, kemandirian, dan cara menjadi pribadi yang peduli dan bijaksana. Saya melihat sendiri bagaimana perubahan kecil, langkah demi langkah, membentuk anak saya menjadi sosok yang lebih sabar, penuh empati, dan tangguh dalam menjalani hari-hari mereka.

    Bagi saya, memilih Pesantren adalah salah satu keputusan terbaik. Ini bukan hanya soal pendidikan duniawi, tetapi juga membekali mereka dengan prinsip hidup yang akan menjadi fondasi sepanjang masa.

    Sebagai orang tua, usaha terbaik adalah memberikan pendidikan yang tepat sekaligus memohon kepada Allah agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang sholeh, tangguh, dan berkarakter mulia. Doa adalah kekuatan terbesar kita sebagai orang tua, karena pada akhirnya, Allah yang menentukan hasil dari setiap usaha yang kita lakukan. Jangan pernah berhenti berusaha dan mendoakan yang terbaik untuk anak-anak kita.

    Langkah kecil yang diambil hari ini, termasuk memilih pendidikan yang tepat, adalah ikhtiar untuk masa depan mereka. Pesantren bisa menjadi tempat di mana harapan tumbuh, doa-doa terkabul, dan anak-anak belajar menghadapi kehidupan dengan bekal yang utuh, baik di dunia maupun di akhirat.

  • Kontroversi, Cahyadi, dan Sikap Bijak Kita

    “Pernah gak sadar, semakin sering kita nonton dan debat soal kontroversi, semakin kaya kreator seperti Cahyadi? Tapi, di mana posisi kita? Hanya jadi bahan bakar untuk drama yang gak ada manfaatnya.”

    1. Kontroversi = Bisnis yang Terencana

    Kreator seperti Cahyadi tidak asal membuat konten kontroversial. Mereka tahu persis bahwa:

    • Kontroversi Menjual: Topik sensitif seperti agama, politik, atau skandal memicu emosi audiens. Emosi ini menghasilkan engagement (komentar, like, share) yang diincar algoritma media sosial.

    • Polarisasi = Loyalitas: Membelah audiens menjadi dua kubu, pro dan kontra, menciptakan pengikut setia yang terus kembali untuk mengikuti drama.

    • Monetisasi Tanpa Batas: Semakin viral sebuah konten, semakin besar pendapatan dari iklan, sponsor, hingga kolaborasi.

    2. Cahyadi dan Kasus “Makan Bergizi Gratis”

    Contohnya, saat Cahyadi berkomentar sinis tentang program Makan Bergizi Gratis. Alih-alih fokus pada manfaat program ini untuk anak-anak yang membutuhkan gizi lebih baik, perdebatan justru meledak karena komentarnya yang kontroversial.

    Apa hasilnya? Kolom komentar penuh dengan argumen, videonya viral, dan nama Cahyadi jadi bahan pembicaraan. Tapi, siapa yang paling diuntungkan? Cahyadi dan kontennya. Sementara kita? Hanya jadi bahan bakar drama yang mempertebal dompetnya.

    3. Kenapa Kita Mudah Terjebak Konten Kontroversial?

    • Rasa Ingin Tahu: Konflik atau isu sensitif secara alami menarik perhatian kita.

    • Validasi Diri: Ketika setuju dengan pandangan kreator, kita merasa “terwakili.” Ketika tidak setuju, kita merasa perlu menyuarakan perlawanan.

    • Hiburan Instan: Meski tahu kontennya kurang bermanfaat, sering kali kita menikmatinya sebagai hiburan yang ringan.

    4. Dampak Sosial: Ketika Kontroversi Jadi Racun

    Konten kontroversial tidak hanya menguntungkan kreator, tetapi juga membawa dampak buruk pada kita:

    • Polarisasi Masyarakat: Perdebatan di kolom komentar sering memecah belah audiens, bahkan berimbas pada hubungan di dunia nyata.

    • Normalisasi Isu Sensitif: Isu serius sering kali dianggap remeh atau hanya menjadi bahan hiburan.

    • Eksploitasi Emosi: Kreator sengaja memanfaatkan kemarahan, kebingungan, atau kebahagiaan audiens demi keuntungan finansial.

    5. Sikap Bijak Kita: Jangan Jadi Bahan Bakar Gratisan

    Sebagai penonton, kita sebenarnya punya kekuatan untuk menghentikan siklus kontroversi ini:

    • Konsumsi Konten yang Bermutu: Pilih konten yang membangun, bukan hanya yang memancing emosi.

    • Hindari Terbawa Arus: Setiap klik, komentar, atau share pada konten kontroversial berarti mendukung kreator secara finansial. Jangan berikan perhatian gratis untuk hal yang tidak bermanfaat.

    • Fokus pada Hal Positif: Gunakan waktu dan energi untuk hal-hal yang benar-benar mendukung pengembangan diri, seperti belajar skill baru, membaca, atau mendukung program yang berdampak nyata.

    Dengan memahami pola ini, kita bisa memilih untuk jadi audiens yang lebih cerdas. Konten kontroversial seperti buatan Cahyadi memang bisa memancing rasa penasaran, tapi hidup kita terlalu berharga untuk dihabiskan hanya sebagai penonton drama. Waktunya alihkan perhatian kita ke hal-hal yang benar-benar bermanfaat untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

  • Pernahkah terlintas rasa cemas, besok makan apa?

    Bagi sebagian orang, pertanyaan ini bukan sekadar angan-angan, melainkan kenyataan yang dihadapi setiap hari. Ketika setiap keputusan finansial harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dan setiap pilihan terasa penuh tekanan. Bagaimana caranya agar dapur tetap mengepul? Sementara, hidup terus berjalan dan tantangan tak kunjung reda.

    Di sisi lain, ada yang sibuk memilih menu yang paling nikmat, mencari tempat makan yang paling hits, atau sekadar mengikuti tren gaya hidup tanpa banyak beban. Dua dunia yang sangat berbeda, namun tetap saling berhubungan dalam kehidupan kita.

    Lalu, di mana posisi kita dalam kisah ini?

    Kehidupan memang penuh perbedaan, tapi sikaplah yang menentukan bagaimana kita menjalaninya. Apakah kita akan memilih untuk berfokus pada keluhan, atau justru bersyukur atas apa yang ada dan berbagi dengan sesama?

    Ingat, “Be nice with someone, we don’t know what kind of battle they are fighting.” Kebaikan yang sederhana, seperti senyuman atau bantuan kecil, bisa memberikan harapan bagi seseorang yang sedang berjuang dalam diam.

    Hidup ini bukan hanya soal apa yang kita miliki, tetapi bagaimana kita memberikan makna bagi orang lain. Mari berhenti sejenak, melihat sekeliling, dan mencari kesempatan untuk membuat dunia lebih ringan bagi mereka yang membutuhkan.

  • Moment Pagi Ini: Hadiah Umrah yang Tak Terduga

    Pagi ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya. Seperti biasa di hari Sabtu, saya menjalani rutinitas mengantar istri ke pasar. Ini adalah kebiasaan kecil yang sering kami lakukan bersama, terutama ketika saya tidak sedang pergi ke Krukut untuk urusan lainnya. Hari ini pun awalnya terasa seperti pagi yang biasa, hingga Allah memberi kejutan besar yang sama sekali tak saya duga.

    Saat menunggu istri menyelesaikan belanja, saya membuka Facebook di ponsel untuk mengisi waktu. Di beranda, saya melihat unggahan dari Ustadz Akhyar, حافظه الله, seorang ustadz yang juga dikenal sebagai pengusaha Umrah. Beliau mengadakan kuis menarik: peserta diminta menebak lokasi sebuah gambar yang dipostingnya. Hadiahnya tidak disebutkan, tetapi saya langsung membayangkan sesuatu yang luar biasa—mungkin Umrah! Semangat saya tiba-tiba memuncak.

    Dengan penuh rasa penasaran, saya memperhatikan gambar tersebut. Saya mencari petunjuk, menggunakan aplikasi untuk membantu, dan dalam beberapa menit saya menemukan jawaban yang menurut saya benar. Saya segera mengetik jawaban itu di kolom komentar dengan penuh antusias, sambil berdoa semoga ini benar.

    Setelah urusan di pasar selesai, kami kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, saya membuka Facebook lagi untuk mengecek hasilnya. Dan di situlah kejutan besar itu terjadi. Ada notifikasi dari Ustadz Akhyar, حافظه الله! Saya membukanya dengan tangan sedikit gemetar, dan ternyata jawaban saya benar! Lebih dari itu, hadiah yang diberikan benar-benar melebihi harapan saya: Umrah! MasyaAllah, saya hampir tak percaya. Meskipun ini adalah Umrah badal, hadiah ini tetap menjadi nikmat luar biasa yang tak ternilai.

    Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk menghadiahkan Umrah ini kepada Bapak, رحمه الله. Saya merasa ini adalah bentuk cinta dan doa yang dapat saya kirimkan untuk beliau, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

    Hari ini, dari rutinitas sederhana seperti mengantar istri ke pasar, Allah menunjukkan betapa besar rahmat-Nya. Apa yang awalnya hanya hari biasa berubah menjadi hari penuh berkah. Saya hanya bisa bersyukur dan memuji kebesaran Allah, yang selalu memberikan kejutan manis di waktu yang tidak terduga. Alhamdulillah, pagi ini hati saya penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur yang mendalam.

    Tautan

    https://www.facebook.com/share/p/1KeS1ymtCg/?mibextid=wwXIfr

  • Pejuang Jakarta-Tangerang: Gimana Caranya Biar Waktu Nggak Habis di Jalan?

    Perjalanan panjang dari rumah ke kantor sering kali terasa melelahkan. Berangkat pagi, pulang malam, dan sebagian besar waktu dihabiskan di jalan. Kalau situasi ini sudah jadi rutinitas sehari-hari, mungkin ada beberapa langkah sederhana yang bisa dicoba.

    Simak cerita berikut, dan kalau ada pengalaman atau tips lainnya, bagikan di kolom komentar. Siapa tahu bisa jadi solusi untuk yang lain.

    Banyak yang mengalami rutinitas ini: bangun pagi buta, buru-buru keluar rumah, dan terjebak kemacetan selama berjam-jam. Sesampainya di kantor, energi sudah terkuras sebelum pekerjaan dimulai. Malam hari, perjalanan pulang kembali diwarnai kemacetan, meninggalkan sedikit sekali waktu untuk istirahat atau bersama keluarga.

    “Terus gimana, Bang?”

    Ada beberapa cara sederhana yang bisa membantu meringankan situasi ini. Mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan masalah, tetapi cukup membuat perjalanan terasa lebih ringan.

    1. Gunakan transportasi umum

    Commuter Line bisa menjadi pilihan untuk perjalanan yang lebih cepat dan efisien. Waktu di kereta bisa dimanfaatkan untuk membaca, mendengarkan podcast, atau sekadar beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitas.

    2. Diskusikan jadwal kerja fleksibel

    Banyak perusahaan saat ini membuka peluang untuk pengaturan jam kerja yang lebih fleksibel, seperti datang lebih pagi atau pulang lebih malam. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk menghindari kemacetan di jam sibuk.

    3. Carpooling dengan rekan kerja

    Berbagi kendaraan dengan rekan kerja yang tinggal di arah yang sama bisa mengurangi biaya perjalanan sekaligus membuat perjalanan lebih menyenangkan. Selain itu, perjalanan terasa lebih ringan dengan adanya teman di jalan.

    4. Sesuaikan waktu perjalanan

    Mengatur waktu perjalanan di luar jam sibuk kadang bisa membantu mengurangi stres di jalan. Berangkat lebih awal atau pulang sedikit lebih larut terkadang memberikan pengalaman berkendara yang lebih lancar.

    5. Nikmati waktu di perjalanan

    Kalau macet tidak bisa dihindari, perjalanan bisa dimanfaatkan untuk hal-hal menyenangkan, seperti mendengarkan musik favorit, podcast inspiratif, atau audiobook yang menarik. Ini bisa mengubah kemacetan menjadi waktu produktif atau relaksasi.

    6. Pindah lebih dekat ke tempat kerja

    Jika memungkinkan, pindah tempat tinggal ke lokasi yang lebih dekat dengan kantor bisa menjadi investasi jangka panjang. Perjalanan yang lebih singkat akan menghemat waktu dan energi.

    Tips-tips ini mungkin tidak bisa menghilangkan kemacetan sepenuhnya, tapi setidaknya dapat membantu membuat perjalanan jadi lebih ringan. Kalau ada pengalaman lain yang dirasa efektif, bagikan di kolom komentar. Mungkin cerita tersebut bisa jadi inspirasi atau solusi untuk yang lain. Jangan lupa untuk membagikan cerita ini ke teman yang sering menghadapi situasi serupa.

  • Setiap Rupiah Itu Berharga, Apalagi Jika Bisa Menghemat Setiap Hari!

    Pernah merasa pengeluaran bulanan tiba-tiba membengkak dan keuangan jadi terasa semakin ketat? Rasanya, meskipun sudah mencoba merencanakan dengan baik, ada saja pengeluaran yang terus datang. Salah satunya adalah biaya transportasi. Bagi yang setiap hari harus bepergian ke kantor atau tempat lain, ongkos transportasi bisa jadi beban tersendiri.

    Contohnya, saya yang harus pergi dari Monas ke Stasiun Tanah Abang. Ongkos perjalanan sehari-hari biasanya menghabiskan Rp 15.000 sekali jalan. Dalam seminggu, itu sudah mencapai Rp 75.000 hanya untuk transportasi saja. Bila dihitung-hitung, pengeluaran itu cukup besar juga untuk ongkos harian, apalagi kalau ada kebutuhan lain yang datang tak terduga.

    Namun, baru-baru ini saya menemukan solusi yang sangat membantu, yaitu Paket Goceng. Dengan paket ini, perjalanan dari Monas ke Stasiun Tanah Abang hanya dikenakan Rp 5.000. Artinya, setiap perjalanan bisa menghemat Rp 10.000. Dalam seminggu kerja, saya bisa menghemat Rp 50.000 hanya untuk transportasi! Penghematan ini cukup berarti karena uang yang seharusnya digunakan untuk ongkos bisa dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih penting—seperti menambah tabungan atau membeli kebutuhan rumah tangga.

    Berikut ilustrasi tentang bagaimana penghematan ini bisa terasa selama seminggu kerja:

    HariOngkos Tanpa Paket GocengOngkos Dengan Paket GocengPenghematan
    SeninRp 15.000Rp 5.000Rp 10.000
    SelasaRp 15.000Rp 5.000Rp 10.000
    RabuRp 15.000Rp 5.000Rp 10.000
    KamisRp 15.000Rp 5.000Rp 10.000
    JumatRp 15.000Rp 5.000Rp 10.000
    TotalRp 75.000Rp 25.000Rp 50.000

    Jadi, dalam seminggu kerja saja, penghematan yang didapat bisa mencapai Rp 50.000 hanya dengan memilih Paket Goceng. Uang yang dihemat ini bisa digunakan untuk hal-hal lebih penting—misalnya menambah tabungan keluarga, membeli bahan makanan yang lebih sehat, atau bahkan untuk keperluan darurat yang tak terduga.

    Yang lebih menarik, dengan Paket Goceng, perjalanan jadi lebih praktis dan efisien. Tak perlu lagi khawatir dengan tarif yang terus naik atau menunggu lama untuk transportasi yang lebih murah. Setiap perjalanan menjadi lebih nyaman karena sudah memilih opsi yang lebih hemat dan tepat.

    Jika merasa pengeluaran transportasi mulai mengganggu keuangan, mungkin saatnya mencoba Paket Goceng. Penghematan ini bisa membuat perbedaan besar dalam keuangan selama sebulan. Mulailah menghemat dan rasakan manfaatnya untuk keluarga yang lebih terencana dan stabil secara finansial.

  • Kritik Anak Dibungkam: Ketika Program Makan Siang Gratis Berujung Intimidasi

    Apa yang terjadi ketika keluhan polos seorang anak tentang Kambing Guling makan siang gratis justru memicu reaksi kasar dari sosok berpengaruh? Program yang bertujuan mulia malah berubah menjadi sumber kontroversi. Alih-alih menjadi kesempatan untuk perbaikan, kritik tersebut justru berujung pada intimidasi yang menciptakan ketakutan untuk bersuara.

    Program makan siang gratis yang diinisiasi dengan tujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia awalnya diterima dengan antusias. Namun, pelaksanaannya menyisakan banyak tantangan, termasuk soal kualitas menu yang disediakan. Kritik sederhana dari seorang anak, yang jujur mengatakan bahwa ayam dalam makan siang itu tidak enak, seharusnya menjadi masukan berharga untuk evaluasi.

    Namun, kritik itu dibalas secara berlebihan oleh seorang figur publik yang juga memiliki pengaruh besar di masyarakat. Dalam video yang diunggahnya, ia menyebut anak tersebut dengan kata-kata kasar seperti PE’A (goblok) dan menuduhnya tidak tahu bersyukur. Lebih jauh lagi, ia membandingkan menu makan siang gratis senilai Rp10.000 dengan nasi box mewah yang biasa ia nikmati dalam pekerjaannya. Perbandingan ini terasa tidak adil dan tidak relevan dengan kondisi anak-anak yang menjadi sasaran program.

    Tidak hanya itu, video tersebut dibuat dengan cara yang terkesan intimidatif. Sosok tersebut tampil tanpa mengenakan pakaian, memamerkan otot-otot kekarnya, menciptakan kesan seolah ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatan fisiknya. Tindakan ini tidak hanya mempermalukan anak tersebut, tetapi juga mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa kritik tidak diterima dengan baik, bahkan ketika disampaikan dengan polos.

    Tindakan seperti ini memiliki dampak yang serius. Anak tersebut, yang hanya menyampaikan pengalamannya, bisa kehilangan keberanian untuk berbicara jujur di masa depan. Masyarakat juga merasakan efeknya, menjadi lebih takut untuk menyampaikan pendapat atau keluhan karena khawatir akan mendapat perlakuan serupa. Dalam jangka panjang, ini dapat menciptakan budaya diam yang menghambat kemajuan dan keadilan sosial.

    Sosok publik yang memiliki pengaruh seharusnya memberikan contoh tentang bagaimana kritik ditanggapi dengan kepala dingin dan empati. Kritik dari masyarakat kecil, apalagi anak-anak, adalah tanda bahwa program yang dijalankan masih membutuhkan perbaikan, bukan ancaman yang perlu dilawan.

    Kritik, sekecil apa pun, adalah bentuk perhatian dan kepedulian. Jika suara anak-anak dan masyarakat kecil dibungkam oleh reaksi yang tidak proporsional, apa yang tersisa untuk masa depan bangsa kita? Indonesia membutuhkan lingkungan di mana suara rakyat didengar dan dihargai. Dengan begitu, program apa pun yang dijalankan akan benar-benar membawa manfaat bagi mereka yang paling membutuhkan.

  • Kembali ke Warung Kopi Mat Hijau: Ketika Pelayanan Lebih dari Sekadar Kopi

    Saya masih ingat betul ketika saya kembali ke Warung Kopi Mat Hijau setelah lebih dari satu bulan tidak mampir. Begitu saya melangkah masuk, pelayan yang berada di sana langsung memanggil nama saya dengan ramah, bahkan tanpa perlu bertanya. Saya pun terkejut karena dia juga mengingat pesanan favorit saya, meskipun saya belum pernah memberikan informasi apapun sebelumnya. Ini benar-benar membuat saya terkesan.

    Suasana di Warung Kopi Mat Hijau begitu nyaman, tidak terlalu bising, sehingga saya bisa menikmati kopi sambil bekerja atau sekedar bersantai. Gerainya dilengkapi dengan CCTV di beberapa titik, memberi rasa aman bagi pelanggan. Fasilitas wifi gratis yang stabil juga membuat tempat ini cocok untuk para pekerja atau mahasiswa. Toilet yang cukup bersih menambah kenyamanan, menjadikan pengalaman saya semakin menyenangkan.

    Saya sangat menghargai manajemen Warung Kopi Mat Hijau yang telah menetapkan standar pelayanan tinggi dengan perhatian terhadap setiap detail. Mereka berhasil menciptakan pengalaman pelanggan yang sangat pribadi dan konsisten, bahkan tanpa bergantung pada teknologi tingkat tinggi. Warung Kopi Mat Hijau adalah contoh sukses bagaimana sikap personal yang tulus dapat membangun loyalitas pelanggan yang luar biasa.

    Saya benar-benar mengapresiasi manajemen Warung Kopi Mat Hijau yang telah menciptakan standar pelayanan tinggi dengan perhatian terhadap detail. Mereka mampu menciptakan pengalaman pelanggan yang sangat personal dan konsisten, bahkan tanpa mengandalkan teknologi canggih. Warung Kopi Mat Hijau adalah contoh sukses bagaimana pendekatan personal yang tulus dapat membangun loyalitas pelanggan yang luar biasa.

  • Ya OKE

    blog ini adalah salah satu dari beberapa blog gratisan.